Ratu Atut Chosiyah Gubernur Tercantik Indonesia

Ratu Atut Chosiyah Gubernur Tercantik Indonesia
Cah Pamulang: Ratu Atut Chosiyah Paling Cantik se Banten 2011

Dukungan Penuh Partai Demokrat & Presiden SBY pada Ratu Atut

Dukungan Penuh Partai Demokrat & Presiden SBY pada Ratu Atut
Dukungan Penuh Partai Demokrat & Presiden SBY pada Ratu Atut

Ratu Atut Chosiyah dan Keluarga Besarnya di Banten 2011

Ratu Atut Chosiyah dan Keluarga Besarnya di Banten 2011
Ratu Atut Chosiyah dan Keluarga Besarnya di Banten 2011

Supported by Airin Rachmi Diany (Walikota Tangsel 2011)

Kader Golkar Nurul Arifin dukung Ratu Atut

Kader Golkar Nurul Arifin dukung Ratu Atut
Kader Golkar Nurul Arifin dukung Ratu Atut

Ratu Atut Chosiyah Jealousy (by Ferry Ariefuzzaman HMI)

Ratu Atut Chosiyah Jealousy (by Ferry Ariefuzzaman HMI)
Ratu Atut Chosiyah Jealousy (by Ferry Ariefuzzaman HMI)

Sabtu, 19 Desember 2009

Problems in women’s involvement in politics: Tuti Alawiyah, Austin, Texas



The Jakarta Post [ Wed, 08/04/2010]

Sumber: http://www.sunan-ampel.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=755%3Aproblems-in-womens-involvement-in-politics&catid=74%3Apolitik&lang=in&Itemid=69




Nowadays, more women are involved in politics. Several legislative members are women, such as Rieke Diah Pitaloka, Angelina Sondakh and Nurul Arifin. Ratu Atut Chosiyah is even in her second term as Governor of Banten province.
Recently, Australia has also inaugurated Julia Gillard as Prime Minister to replace Kevin Rudd. Angela Merkel is in her second term as Chancellor of Germany.
In the United States, currently, several candidates for senators and governors are women such as Meg Whitman, Nikki Halley, Carly Fiorina and Sharron Angle.
Sarah Palin, former vice presidential candidate in the 2008 election, has been expected to be one potential candidate to run for president in 2012.
Actually, the current involvement of women in politics is not new. Indonesia had a woman president, Megawati Soekarnoputri. The United States has several women political figures that influence American politics and international relations such as Madeleine Albright and Hillary Clinton. Clinton, a former senator and first lady, replaces Albright’s position as Secretary of State a decade later.
What has been interesting recently is women’s active role in politics to analyze what factors might trigger women to engage more in politics by comparing the United States and Indonesia.
Specifically, this article will address the question about the current social and political circumstances that influence women to gain momentum to engage in politics both in the United States and Indonesia.
In the United States, anti-incumbent and anti-liberals are raising. When Americans elected President Obama in 2008, they hoped that change would come soon.
However, many Americans are still struggling to bounce back from the current economic crisis and many are still unemployed.
In addition, the federal budget deficits, immigration reform, and the implementation of Healthcare Bill are still challenging the Obama administration.
Thus, people are looking at new faces such as young people and women as a new alternative for speeding up changes. The recently elected senator from Massachussets, Scott Brown, who replaces the seat of the late Senator Kennedy and the loss of several Senate seats in the Democratic Party side, has proved that the anti-incumbent has been rising.
Along with the above problems, conservatism is stronger as a result of an opposition to several government’s policies allegedly serve liberal agendas of the Democratic Party.
The raising conservatism is marked, for example, by the emergence of the Tea Party movement and the raise of conservative groups and leaders.
Furthermore, several candidates who pursue public offices and senators are from conservatives and endorsed by the Tea Party Movement, such as Sharron Angle, a woman candidate for Senate from Nevada.
The social and political contexts in Indonesia are quite different from the US. Recently, the tendency to be known as a progressive or modern party is rising.
One of the signs of being progressive is by picking up female candidates. On the one hand this represents women’s voices since half the voters are women.
On the other hand, it is also to fulfill the mandate of Indonesian new election law, which requires parties to include 30 percent women in their nominated candidates for legislative members.
Preferring woman candidates can also be seen as a strategy to win electoral votes because women are more attractive and popular and sometimes are tied to those who have power and money.
Even though the insertion of women seems to be a lip service, this political system still benefit women since they get more chance to be active in politics. The partnership between Taufik Nuriman (Prosperous Justice Party or PKS) and Ratu Tatu Chasanah (Golkar Party) in the Serang regency election, Banten, seems to prove this argument.
Other examples of women who intend to run for public offices are more supported by their popularity and attractiveness than their quality of programs such as Julia Perez, Ayu Azhari and Venna Melinda.
When it comes to the issue of merit or qualification of a candidate, the two countries are different. In the United States, women candidates have better quality and better programs to run for Senate seats and public offices, such as Hillary Clinton, a former Senator; and Nancy Pelosi, a current House Speaker.
In Indonesia, the involvement of women in politics is still fulfilling quantity or quota as a result of an affirmative action. Therefore, although more women right now serve in office or the House of Representatives, they are not necessarily an advocate for women’s needs and rights.
To conclude, we hope that women who are active in Indonesian politics are not only because they are women, but also because they are capable in handling the country or region’s problems and are among the best candidates.
Therefore, the demand for having more female candidates should be followed by a willingness to improve women’s skill and capacity through education and empowerment.
The writer is an International Ford Foundation Fellow and a doctoral student at the School of Social Work, the University of Texas at Austin.

Jumat, 18 Desember 2009

MKGR Tangsel: Ratu Atut Diminta Lanjutkan Pembangunan Banten


Sumber: http://gardaberita.com/tangsel/politik-dan-pemerintahan/483-mkgr-tangsel-ratu-atut-diminta-lanjutkan-pembangunan-banten.html

Written by CHAIRUL NURUL Saturday, 12 March 2011 15:51

Hj Ratu Atut Chosiyah

SERPONG, GARDABERITA - Hiruk pikuk politik menjelang Pemilukada Gubernur Banten yang akan dilangsungkan Oktober 2011 mendatang sudah mulai terasa. Tak kalah sengitnya, beberapa calon gubernur Banten mulai secara sembunyi-sembunyi maupun terbuka terus melakukan sosialisasi yang berisi himbauan maupun seruan untuk segera dilakukan perubahan di Provinsi Banten yang baru berumur 11 tahun itu.

Ketua Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Kota Tangerang Selatan, H. Harun Al Rasyid Zain, SH, menilai munculnya tokoh-tokoh di Banten yang akan meramaikan bursa Pemilukada Gubernur Banten menandai kondusifnya iklim demokrasi di daerah yang kaya potensi alamnya itu. Hanya menurut Harun, pembangunan yang berkelanjutan merupakan hal yang lima tahun ke depan dibutuhkan.

”Karena bukan tidak mungkin lain kepala daerah lain pula kebijakan yang akan dijalankan,” kata Harun.

Pengusaha yang sukses mengembangkan usaha daur ulang ini menilai, Ratu Atut Chosiyah dianggap cukup berhasil menjalankan pembangunan di Banten sejak lima tahun terakhir. Beberapa indikator keberhasilan ditandai meningkatnya investasi, partisipasi masyarakat terhadap akses pendidikan, sektor kesehatan, serta menurunnya angka pengangguran. Semangat pembangunan di Banten yang terus bergeliat merupakan realisasi komitmen visi dan misi pembangunan Banten 2007-2012 yang selalu dipegang Ratu Atut Chosiyah dalam menjalankan setiap kebijakan.

”Indikator keberhasilan yang sudah dirasakan oleh masyarakat Banten, saya pikir saatnya untuk memberikan kesempatan bagi Ibu Ratu Atut Chosiyah untuk melanjutkan kembali pembangunan Banten lima ke depan melalui pemilihan gubernur Oktober tahun ini,” ungkap aktifis yang aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan itu.

Lebih lanjut Harun mengatakan, dari sedikit perempuan Indonesia yang berhasil menduduki jabatan strategis dalam pemerintahan Indonesia dewasa ini dan di masa lalu, Ratu Atut Chosiyah menjadi satu-satunya perempuan di Indonesia yang pernah menduduki jabatan gubernur. Sebuah prestasi yang pantas diapresiasi.

Di samping menggenjot roda perkonomian Banten, Ratu Atut juga sangat memperhatikan pembangunan sektor pedesaan. Beberapa program sektor pedesaan seperti program padat karya dalam bentuk pembangunan jalan lingkungan dan program penyediaan fasilitas air bersih dan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) untuk meningkatkan kesehatan masyarakat; program Bantuan Keuangan (fresh money) yang diberikan kepada seluruh desa di Provinsi Banten; program Listrik Desa (Lisdes),poros desa serta program bantuan keterampilan dan peningkatan usaha mikro serta usaha kecil di pedesaan.

”Ini sebuah prestasi kerja seorang kepala daerah yang pantas kita apresiasi,” tukasnya lagi.

Di bidang kesehatan, Ratu Atut Chosiyah yang didampingi Wakil Gubernur H. Moh. Masduki, juga telah sukses mencanangkan program “Banten Sehat 2008″. Program ini diharapkan nantinya akan mampu menciptakan masyarakat Banten untuk hidup dalam lingkungan yang sehat, baik itu secara fisik maupun sehat secara sosial kemasyarakatan.

Selain itu, program ini juga akan membimbing masyarakat untuk selalu berperilaku sehat. Sementara di bidang lingkungan hidup, Atut mendorong terciptanya lingkungan yang sehat. Salah satu program nyata telah diluncurkan Pemprov Banten yang bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup yaitu program “Super Kasih” (Surat Penyataan Kali Bersih). Program ini menyertakan dan mengajak para pengusaha untuk ikut menjaga kebersihan kali Cisadane dan Ciliwung.

”Program-program ini tentunya harus diteruskan dan ditingkatkan di masa mendatang,” bebernya.

Bahkan kata Harun, Ratu Atut Chosiyah juga kini menjadi lebih sabar dalam menghadapi berbagai macam persoalan. Apalagi saat harus berbagi waktu dan perhatian antara karir sebagai Gubernur, istri dari Hikmat Tomet-seorang pengusaha, dan ibu dari Andika Hazrumi, Andriana Aprillia, dan Ananda Trianh Salichan.

Kiprahnya di pucuk pimpinan pemerintahan sebagai Gubernur Banten telah menghantarkannya sebagai sosok perempuan pemimpin yang cakap, bijaksana dan teruji. Dalam pandangan banyak tokoh dan masyarakat Banten, Ratu Atut dinilai sebagai putri asli Banten yang merakyat, toleran, dan relegius. Ia juga dipandang peduli terhadap kelompok masyarakat marjinal, kaum dhuafa serta pejuang hak-hak perempuan.

”Dalam konteks ini kami memintanya untuk meneruskan estafet kepemimpinannya priode 2012-2017,” pungkasnya mengakhiri .(jud/unk)

Shahnaz Haque Adik Tercinta Marissa Haque Fawzi adalah Sepupu Ipar Airin Rachmi Diany




Selebrita
23 April 2011

Bahasa Kasih di Rumah Pasangan Ikang Fa
wzi




SEBAGAI brand ambassador sebuah produk rumah tangga, Shahnaz Haque disibukkan dengan kegiatan mewawancarai banyak wanita hingga pelosok Tanah Air. Banyak bertemu sosok inspiratif, istri drummer Gilang Ramadhan itu mengaku jadi setop mengeluh. ”Sudah 91 wanita saya wawancarai. Mereka adalah sosok yang hebat dan inspiratif. Kebanyakan dari mereka tidak berpendidikan tinggi, namun mampu membawa perubahan pada lingkungannya. Melihat itu saya jadi setop mengeluh,” ujarnya, Kamis (21/4). (dtc-37)

Sumber: http://komunikasi-ui-fisip.blogspot.com/

Pidana Seumur Hidup Untuk Ahmad Dimyati Natakusumah dari PPP



By Republika NewsroomRabu, 02 Desember 2009 pukul 20:08:00

SUMBER: GOEROENDESO.WORDPRESS.COM
DIMYATI NATAKUSUMAH


SERANG--Mantan Bupati Pandeglang Ahmad Dimyati Natakusumah, terdakwa dalam kasus dugaan suap pinjaman daerah Pemerintah Kabupaten Pandeglang senilai Rp200 miliar, terancam hukuman penjara maksimal seumur hidup."Hukuman maksimalnya seumur hidup, minimalnya satu tahun," kata Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten Mukri di Serang,Rabu.

Dimyati yang sekarang menjadi anggota Komisi III DPR RI dan menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Legislasi DPR, akan dijerat dengan 3 pasal berlapis, yakni pasal 2, 3, dan 13, UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Menurut Mukri, Kamis(3/12), Dimyati mulai disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Serang, bahkan surat panggilan sidang pun sudah dilayangkan ke Dimyati sejak Kamis (26/11) lalu.

Kejati sendiri untuk menghadapi persidangan itu akan mengerahkan sebanyak enam Jaksa Penuntut Umum (JPU), lima dari Kejati Banten dan satu dari Kejari Pandeglang. "Kami sudah siapkan enam JPU, lima dari kejati, satu dari Kejari Pandeglang, dalam hal ini Kasi Pidsus-nya. Lima JPU itu adalah Eri Harahap, Franciskus Pakpahan, Heri BS, Agus Chandra, dan Andri Winarto," kata Mukri.

Ia juga mengatakan, pihaknya mengharapkan kehadiran Dimyati di ruang persidangan nanti sebab kalau tidak hadir, materi dakwaan tidak bisa dibacakan. Bahkan, kemungkinan besar majelis hakim akan menunda sidang."Kami juga mengimbau kepada semua elemen masyarakat Pandeglang, untuk mengawasi jalannya persidangan secara detail," katanya.

Dihubungi terpisah, kuasa hukum Dimyati, Tb Sukatma menyatakan, pihaknya juga telah mempersiapkan diri menghadapi persidangan. "Kami akan kerahkan lima orang pengacara di bawah koordinasi saya. Kami juga dibantu oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP)," kata Sukatma.

Sukatma mengakui sudah bisa membaca tujuan yang hendak dicapai dari dakwaan yang akan ditujukan kepada kliennya. "Secara umum, materi dakwaan untuk Pak Dimyati tidak jauh berbeda dengan materi dakwaan terdakwa kasus yang sama sebelumnya, khususnya Pak Acang (mantan Ketua DPRD Pandeglang HM Acang). Jadi saya tidak begitu khawatir," tegas Sukatma seraya menjanjikan, Dimyati akan hadir langsung memenuhi jalannya persidangan.

Kasus yang menimpa politisi dari PPP itu berawal ketika tahun 2006 ketika dirinya menjabat Bupati Pandeglang. Saat itu, dia mengajukan pinjaman ke Bank Jabar-Banten senilai Rp200 miliar. Untuk memuluskan niatnya itu, Dimyati lalu memberikan uang kepada 45 anggota Dewan dengan jumlah bervariasi yang keseluruhannya mencapai Rp1,5 miliar, karena sebagai bupati, tentu dia harus minta persetujuan dari anggota DPRD Pandeglang. ant/kpo

Ketum PPP Surya Dharma Ali Lepas Tangan Menolak

Ketum PPP Surya Dharma Ali Lepas Tangan Menolak Membela dan Berkomentar Soal Kader Terbaiknya Ahmad Dimyati Natakusumah yang terlibat korupsi Rp 200 Milyar,-

20 November 2009 21:30 Peradilan
Berkas Dimyati dilimpahkan ke PN Pandeglang

Penahanan Dimyati (Portaltiga/Primair)
Serang - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten telah melimpahkan berkas perkara kasus Ahmad Dimyati Natakusuma ke Pengadilan Negeri (PN) Pandeglang."Ya,kami sudah menerima berkas tersebut dari Kejati Banten," kata Panitera Muda (Panmud) Pidana PN Pandeglang Yanto Budiyanto di Pandeglang, Jumat (20/11).Berkas perkara mantan Bupati Pandeglang yang saat ini anggota komisi III DPR tersebut dilimpahkan oleh tiga jaksa dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten, salah satu diantaranya adalah Andri Winanto.Menurut Yanto, berkas tersebut terdiri dua bagian, pertama berkas barang bukti (bb) dan yang kedua berkas pemeriksaan saksi-saksi."Kedua berkas tersebut masing-masing sekitar 600 lembar," terang Yanto seraya mengatakan, ketiga jaksa dari Kejati Banten tersebut diterimanya di ruang Panmud Pidana PN Pandeglang.

Ia mengaku, belum bisa memastikan kapan perkara itu akan disidangkan, karena setelah berkas diterima olehnya, kemudian diserahkan ke Ketua PN Pandeglang.Selanjutnya ketua PN Pandeglang yang menunjuk majelis hakim mana yang akan memegang perkara tersebut."Setelah majelis ditunjuk, baru menentukan waktu sidangnya. Dan yang menentukan waktu sidang juga adalah majelis hakim," ungkapnya.

Akan tetapi, lanjut Yanto, biasanya setelah berkas diterima PN dan jika tidak ada masalah, maka dalam waktu satu minggu sudah bisa masuk ke persidangan.Selain itu, Yanto juga menjelaskan, dalam berkas itu tertulis 8 Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang akan turut dalam persidangan kasus Dimyati nanti, diantaranya, Eri Ariansyah, Waluyo, E Pakpahan, Zaenunsyah, Hery Sulaeman, Andri Winarto, Hery dan Ratna.

Kasus yang menimpa politisi dari PPP ini berawal ketika tahun 2006 sebagai Bupati Pandeglang dia mengajukan pinjaman ke Bank Jabar-Banten senilai Rp 200 miliar.Untuk memuluskan niatnya itu, Dimyati lalu memberikan uang kepada 45 anggota dewan dengan jumlah bervariasi yang keseluruhannya Rp 1,5 miliar. Sebab sebagai bupati tentu dia harus minta persetujuan dari anggota DPRD Pandeglang.(feb/ant)

Tersangka Korupsi Banten Ditangkap SBY, Anak Buah Ratu Atut


Tersangka Korupsi Banten
Ahmad Dimyati Natakusumah Kader PPP Mantan Buapati Pandeglang, Banten, Anak Buah Ratu Atut

November 12th, 2009 by rarzi

Achmad Dimyati Natakusumah
No Member of Parliament: A-290
Name : Achmad Dimyati Natakusumah, SH., MH., M.Si.
Place & Date of Birth: TANGERANG, 1966-09-17
Gender : Male
Wife : Irna NarulitaHome Address : Kp. Pamagersari
Office Address : Jl. Gatot Subroto no. 6City : Jakarta Pusat
Postal Code : 10270

Work Experience:
* Bupati Pandegalang 2005 - 2009
* Member of Parliament 2009 - 2014

Ikang Fawzi to become Botanical Garden Ambassador: Ratu Atut Chosiyah




28 Jan 2010 Nasional
From The Jakarta Post



BOGOR
The Indonesian Institute of Sciences (LIPI) appointed rock star Ikang Fawzi, 50, as the ambassador for Indonesias Botanical Gardens (Kebun Raya), following his tenacious efforts to promote the establishment of botanical gardens in Indonesia.

Bogor Botanical Garden head Mustaid Siregar said Ikang was chosen because he was actively engaged in conservation activities for various botanical gardens. Ikang has also acted as a strong advocate for the establishment of botanical gardens in other cities across Indonesia."I believe that becoming the ambassador for the Kebun Raya is a [significant] responsibility. As humans, we are supposed to nurture our environment as best we can," he said.

While Ikang said he had not sketched out future plans yet for his ambassadorial post since he has just been appointed, he confirmed he would continue to push for more botanical gardens across Indonesia."Creating botanical gardens is quintessential to the protection of Indonesias endemic flora," he said.

LIPI and the Public Works Ministry will work together to build 16 new botanicalgardens in 14 areas in Indonesia. Ikang said he would release a new album with fellow musicians Gilang Ramadhan and Ekki Soekarno, with songs focusing on the environment and reminding people to look after our planet Earth, he said. - JP/Theresia Sufa

Mencontoh Sukses Pelatihan UKM di Tasikmalaya 2011 oleh Koran Jurnas, PT. Telkom, Syamsudin Ch. Chaesy & Marissa Haque



Manager Kandatel Tasikmalaya, Wahyudin kepada wartawan mengatakan, pelatihan digelar kantor pusatnya, dan jajarannya hanya menfasilitasi tempat serta peserta. Pada kegiatan ini selain berupa penyampaian materi pencerahan oleh sejumlah sumber kompeten, pihaknya mulai menyiapkan website bagi pelaku UKM sebagai ajang publikasi.

Selain beberapa tantangan lama masih mengungkungi pelaku industri UKM halnya, kemampuan SDM, inovasi produk dan akses pasar, Ketua Kadin Kota Tasikmalaya, Wahyu Tri Rahmadi, saat ditanya terpisah memaparkan, keterbatasan akses pelaku ini terhadap fasilitas promosi atau publikasi digital adalah bagian lain dari tantangan yang di harapkan ke depan terpecahkan.

ikang-fawzi-dan-marissa-haque-selalu-mesra1“Karenanya, kita sangat apresiasif kegiatan serupa ini sebagai kepedulian yang diharapkan lebih komprehensif memenuhi kebutuhan solusi permasalahan yang dialami pelaku UKM,” ujar Wahyu. “Saya pun yakin, melalui layanan publikasi digital gratis, sangat besar artinya bagi kalangan UKM, produk-produk unggulan lokal kita-akan terpromosikan secara luas yang tentu artinya bagi kemajuan ekonomi masyarakat,” pungkas dia.

Pada pelatihan itu hadir imagineer N. Syamsuddin Ch. Haesy, sebagai motivator yang bersama imagineer Yus Ruslan Achmad memberikan materi Imagineering Mindset, Master trainer Ismeth Ali, Pemimpin Redaksi Jurnal Nasional Asro kamal Rokan, dan Marissa Haque. [nm]

Sumber (1): http://www.akarpadi.com/?p=1928