Ratu Atut Chosiyah Jealousy (by Ferry Ariefuzzaman HMI)
Kamis, 17 November 2011
GILA!!! Ijazah Rano Karno Dipertanyakan, Pelantikan Jadi Gubernur Banten 2012 Jalan Teru!
Keabsahan Ijazah Rano Karno Dipertanyakan
Kamis, 8 September 2011 | 8:05
Sumber: http://www.suarapembaruan.com/home/keabsahan-ijazah-rano-karno-dipertanyakan/10964
Rano Karno selaku wakil bupati Tangerang (kanan) bersalaman dengan Gubernur Banten Hj Ratu Atut Chosiyah [SP/Laurens Dami] Rano Karno selaku wakil bupati Tangerang (kanan) bersalaman dengan Gubernur Banten Hj Ratu Atut Chosiyah [SP/Laurens Dami]
Berita Terkait
Dua Aktivis Mahasiswa Dilaporkan ke Panwas Pemilukada Kota Serang
Ratu Atut Dilaporkan ke KPK
Tiga Cagub dan Cawagub Berpotensi Kerahkan Kekuatan Birokrasi
HUT Provinsi Banten ke-11 Dihiasi Unjuk Rasa
Surat Permohonan Cuti Kampanye Ratu Atut Masih Diproses di Kemdagri
[SERANG] Keabsahan ijazah SD, SMP dan SLTA yang digunakan calon wakil gubernur (cawagub) Rano Karno yang mendampingi calon gubernur (cagub) Hj Ratu Atut Chosiyah untuk maju dalam pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) Banten 22 Oktober 2011 mendatang, dipertanyakan.
Sebab, Rano Karno tidak memiliki ijazah asli, namun hanya berupa surat keterangan yang dilegalisasi oleh pihak sekolah terkait. Ijazah SD, SMP dan SLTA milik Rano Karno dinyatakan hilang. Surat keterangan dari pihak sekolah itu pun dikeluarkan sejak tahun 2006 lalu, pada saat Rano Karno mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Tangerang mendampingi Bupati Tangerang Ismet Iskandar.
“Kami mempertanyakan profesionalisme KPU Banten dalam meloloskan Rano Karno sebagai cawagub. Padahal, dalam Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, sudah secara jelas diatur mengenai persyaratan administrasi yang harus dipenuhi oleh masing-masing calon. Seharusnya Rano Karno didiskualifikasi karena tidak memenuhi tuntutan peraturan yang ada,” ujar salah satu anggota advokasi, tim pemenangan pasangan Wahidin Halim-Irna Narulita, Muhammad Ibadi, kepada SP, di Kantor Panwas Pemilukada Banten, di Serang, Rabu (7/9).
Ibadi menegaskan, pihaknya sengaja melaporkan kasus tersebut ke Panwas Pemilukada Banten karena acuannya sangat jelas dalam Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2010. Surat keterangan hilangnya ijazah asli milik Rano Karno yang dijadikan persyaratan di KPU Banten hanya berupa surat keterangan yang dilegalisasi oleh pihak sekolah semata. Padahal, Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2010 mewajibkan calon yang ijazahnya hilang untuk melegalisasikan surat keterangan ijazahnya oleh Dinas Pendidikan setempat atau Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi/kabupaten/kota.
“Kami menilai ijazah yang digunakan Rano Karno bermasalah dan tidak sah. Karena itu, seharusnya Rano Karno tidak diloloskan jadi cawagub. Kami menyerahkan sepenuhnya kasus ini ke Panwas Pemilukada Banten untuk menyelesaikan kasus ini,” ujar Ibadi.
Dia mengungkapkan, pihaknya sudah melaporkan kasus itu ke Panwas Pemilukada Banten pada tanggal 29 Agustus 2011 lalu. Laporan itu dilakukan karena baru pada tanggal 25 Agustus 2011, pasangan calon yang akan tampil dalam pemilukada Banten ditetapkan oleh KPU Banten.
“Kami sengaja tidak mempersoalkan kasus ini sebelumnya karena belum ada penetapan pasangan calon. Namun, saat ini sudah resmi ditetapkan tiga pasangan calon yakni Hj Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno dengan nomor urut 1, Wahidin Halim-Irna Narulita dengan nomor urut 2 dan pasangan Jazuli Juwaini-Makmun Muzakki nomor urut 3. Kalau pada saat pencalonan jadi wakil bupati Tangerang 2007 lalu, ijazah yang digunakan Rano Karno tidak dipersoalkan karena mengacu pada peraturan lama. Namun sekarang sudah ada lex specialis yang mengatur soal tata cara pencalonan khususnya Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2010. Seharusnya KPU Banten mengacu pada peraturan yang ada,” ujarnya.
Muhammad Ibadi yang datang ke Kantor Panwas Pemilukada Banten didampingi oleh Indra Abidin mantan anggota KPU Banten, juga melaporkan temuan adanya mobil dinas di DPRD Kabupaten Serang yang digunakan sebagai media sosialisasi oleh tim pasangan Hj Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno.
“Kami menemukan sebuah mobil dinas berplat merah dengan nomor polisi A 357 A milik Pemerintah Kabupaten Serang yang dipinjam pakai oleh Ketua Komisi IV DPRD Serang, Ahmad Zaeni. Pada bagian belakang mobil Toyota Kijang LGX itu ditempel stiker pasangan Atut-Rano. Mobil dinas milik pemerintah ini seharusnya tidak boleh digunakan untuk media sosialisasi atau kampanye,” katanya.
Sementara itu, Ketua Divisi Pelanggaran dan Tindak Lanjut Pelanggaran Panwas Pemilukada Banten Haer Bustomi SH mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan tersebut dan sedang dalam proses klarifikasi.
“Kami sudah meminta klarifikasi dari pihak pelapor dan juga sejumlah saksi. Untuk penggunaan mobil dinas sebagai media sosialisasi pasangan calon tertentu kami sudah memeriksa sejumlah saksi. Namun untuk kasus ijazah Rano Karno kami baru meminta klarifikasi dari pihak pelapor,” katanya.
Haer mengatakan, mengingat waktu yang ada sangat mepet maka pihaknya akan berinisiatif untuk meminta keterangan dari pihak sekolah yang mengeluarkan surat keterangan ijazah Rano Karno tersebut. “Jika seluruh keterangan sudah kami kumpulkan baru kami masuk ke tahap pengkajian dan selanjutnya akan diputuskan apakah layak untuk dibawa ke rapat pleno atau tidak,” katanya. [149]
GILA!!! Ijazah Rano Karno Dipertanyakan, Pelantikan Jadi Gubernur Banten 2012 Jalan Teru!
Ferry Muchlis Ariefuzzaman Betulkah sang Penjahat Cyber Ketua Timses Ratu Atut Chosiyah Selama Ini?
Ferry Muchlis Ariefuzzaman Betulkah sang Penjahat Cyber Ketua Timses Ratu Atut Chosiyah Selama Ini?
Laporanku ke Polda Metro Jaya, atas Informasi Awal dari Wartawati Yunior Damay Gerimis dari Global TV representatif Tangerang Selatan, Banten (2009 - 2011):
Ferry Muchlis Ariefuzzaman Betulkah sang Penjahat Cyber Ketua Timses Ratu Atut Chosiyah Selama Ini?
Sumber: http://1001zones.com/2011/02/marissa-haque-jealousy/
“Ferry Muchlis Ariefuzzaman Betulkah sang Penjahat Cyber Ketua Timses Ratu Atut Chosiyah Selama Ini?”
Selasa, 26 Juli 2011
Jika Sule Jadi Gubernur (Lelucon Pilkada) Bikin Ngakak...)
Sule Jadi Gubernur…
Provinsi mana yang cocok untuk Sule (pelawak Opera Van Java), jika mau bertarung sebagai calon Gubernur? Menurut penelitian dan survey dari JLI (Jaringan Lawak Indonesia), jawabannya adalah:
Sule-wesi Utara.
Atau Sule-wesi Selatan.
Kalau kalah juga di dua provinsi itu, bolehlah coba jadi calon di Sulewesi Tengah, Barat, dan Tenggara.
http://artikel-populer.blogspot.com/2011/07/jika-sule-jadi-gubernur-lelucon-pilkada.html
Karya Tim Pendukung PKS
Kalau belum beruntung juga? Itu artinya komedian paling serba bisa itu harus ngaca. Misalnya turun ke daerah lebih kecil, di Kabupaten atau Kota. Barangkali, sejumlah daerah ini juga cocok:
(1) Kepulauan Sule (yang benar Sula, di Maluku),
(2) Ikut Pilkada di Kota Sulebaya… (Ibukota Provinisi Jatim)
(3) Atau di Kabupaten Sulenep (maksudnya, Sumenep, di Madura).
Calon Bupati ber-Puisi
Bill Clinton, punya istilah bagus. Menurutnya: "Jika politik itu kotor,bersihkanlah dengan puisi". Rupanya, ungkapan ini menjadi inspirasi bagi salah satu calon bupati. Maka, ketika tiba kampanye Pilkada, Sang Calon Bupati ini selalu berpuisi.
Tentu saja, ulah salah satu kandidat ini menjadi cemooh. Karena pihak lain, mengisi kampanye dengan Hiburan Dangdut, pesta artis, lomba karaoke, olahraga, dan lain-lain yang selalu meriah. Tapi ejekan ini tak digubris, sang calon bupati ini terus melaju dengan caranya sendiri. Berikut petikan bait puisi yang selalu ia baca…
Wahai Rakyat, saya datang untuk berkorban…
Wahai Rakyat, saya datang untuk berjuang…
Wahai Rakyat, saya datang untuk mengabdikan diri…
Sayang, dalam penghitungan suara Pilkada, ia gagal. Lima Tahun berikutnya ia kembali mencalonkan diri. Kali ini bukan di momen Pilkada, melainkan Lomba Baca Puisi Tingkat Kabupaten. Dan, beruntung (kali ini) menang…
Janji Bangun Jembatan…
Semua politisi (termasuk pasangan calon kepala daerah), selalu berjanji akan membangun jembatan… Meski di daerah (lokasi tempat berkampanye) itu tak ada sungai…
Beda dengan Pil KB
Perbedaan antara Pil KB dengan Pilkada adalah:
Pil KB, lupa dulu baru jadi…
Pilkada, jadi dulu, setelah itu lupa…
Tapi ada juga persamaannya, sama-sama melibatkan kerja keras para kader (kader Posyandu dan kader Posko pemenangan).
Warteg dan Bengkel Sepeda Punya Hak Pilih
Beberapa tahun berselang, di saat Marissa Haque kalah bertarung, ia melancarkan sejumlah serangan. Terutama tentang klaim bahwa pemenang Pilkada menggunakan ijazah palsu. Entahlah, mana yang benar. Yang pasti, dalam ajang Pilkada, perkara asli atau palsu, bisa dibikin samar-samar. Termasuk dalam memanipulasi hak pilih.
Selama ini, dalam Pilkada di kenal berbagai jenis pemalsuan paling mudah dilakukan, tak lain di tahapan pemutakhiran data pemilih, penyusunan daftar pemilih sementara, dan penetapan daftar pemilih tetap. Caranya: penggelembungan jumlah hak pilih atau penyusutan hak pilih; daftar hak pilih anonim alias tak diketahui identitas dan alamatnya; daftar hak pilih yang sudah meninggal atau justru masih kecil; dan lain-lain. Praktek pencurangan seperti itu, sepertinya sudah menjadi biasa…
Tetapi, bagaimana jika hak pilih itu tak lain adalah nama bengkel sepeda dan Wateg?
Lelucon Pilkada DKI…
Sewaktu kampanye Pilkada DKI beberapa waktu lalu, banyak betebaran spanduk dengan bunyi: Urusan Banjir, Serahkan Pada Ahlinya… Seusai Pilkada, banjir tetap berlangsung. Rupanya warga DKI telah memilih dengan benar. Mereka memenangkan kandidat yang Ahli Membiarkan Banjir…
Ramalan Dukun (LimaTahun Lagi)
Kiprah para praktisi klenik dan perdukunan seringkali menjadi bumbu penyedap dalam ajang Pilkada. Di sebuah daerah, terkenal seorang Mbah yang seringkali ramalannya tepat, dalam menilai potensi kemenangan para calon. Kali ini, ia kembali ditantang untuk menebak siapa yang akan menang dalam Pilkada di sebuah daerah. Sayangnya, ramalan Sang Mbah Dukun kali ini meleset. Karena nama calon yang ia sebut akan menang, ternyata hanya berada di urutan kedua. Kalah oleh nama yang lain. Tapi, apa jawabannya ketika ditanya mengapa ia salah menebak?
"Saya tak salah," kata Mbah dengna tetap percaya diri. "Kalian saja yang keliru menafsirkan. Kalian hanya bertanya nama A itu akan menang atau tidak? Saya jawab ia akan menang. Tapi bukan di tahun ini, melainkan lima tahun lagi…"
Politik Uang di Lokalisasi
Seorang kandidat kepala daerah terheran-heran. Meski ia menebar uang banyak, namun perolehan suaranya jeblok. Suara yang diperoleh sama sekali tak sebanding dengan duit yang dibagi-bagikan. Ia pun kalah telak. Lalu, investigasi di lakukan. Salah satu lokasi yang dicek, adalah sebuah daerah yang terkenal sebagai ajang dunia malam…
Kepada seorang perempuan muda ia bertanya:
Kandidat: Mbak, apakah tim saya membagi-bagikan amplop di sini?
Perempuan Muda: iya, benar, jumlahnya seratur ribuan per amplop.
Kandidat: lalu, mengapa mereka tak memilih saya, apakah calon lain member lebih banyak?
Perempuan: tidak! Hanya tim sukses sampean yang datang dan bagi-bagi rezeki di sini. Tapi…
Kandidat: Tapi apa Mbak?
Perempuan: tapi, dengan uang itu, bukan kami yang mencoblos. Malah dicoblos…
Janji Konsultan Politik…
Politik Indonesia hari ini adalah politik modern.Setidaknya telah melibatkan teknologi inforamsi, platform media sosial, dan juga berbau ilmiah (dengan survey dan quick count). Kedua bidang itu, biasanya dikerjakan oleh Konsultan Politik (ada LSI, versi Denny J.A dan Saiful Mujani, ada Polmark milik Eep S. Fatah, ada juga JSI dan lain-lain).
Alkisah, ada calon Gubernur yang menyimak presentasi dari lembaga survey. Informasi yang dibuka adalah: Sang Calon memiliki potensi kemenangan yang besar, karena popularitasnya mencapai 95%, sementara kompetitornya hanya 59 %/. Otomatis, kontrak pun ditandatangani. Sang calon Gubernur dan lembaga survey itu kemudian sepakat membangun kerjasama, untuk pemenangan Pilkada.
Tiba hari H,ternyata malapetaka yang terjadi. Sang calon justru kalah telak oleh pesaingnya. Ia pun marah-marah dengan lembaga survey yang dibayarnya. Lalu, apa argumentasi lembaga survey?
"Pak Gubernur, kami tidak salah.Popularitas Bapak memang tinggi, mencapai 95%, jauh melampaui kandidat lain. Tapi popularitas itu mucul karena Bapak dikenal sebagai kandidat paling korup…
Wahai Raja Banten!
Rupanya, sudah dari sononya Banten akan selalu dipimpin Ratu atau Raja. Bukan yang lain. Kini, pecahan Jawa Barat itu dipimpin Ratu Atut Chosiyah. Mendatang, ada tiga nama beken yang akan bertarung.
Tiga nama kandidat yang berkibar kencang dalam Pilkada Provinsi Banten, terdiri dari tiga pejabat publik di "wilayah" yang berbeda. Masing-masingnya:
Wahidin Halim (Walikota Tangerang)'
Ratu Atut (Gubernur Banten)
Jazuli Juweni (Anggota DPR RI)
Jika saja Wahidin Halim, Ratu Atut, dan Jazuli berkolaborasi, maka dipastikan akan menang satu putaran saja. Dan tiga nama itu, jika digabung, maka akan berbunyi:: WAHAi RAJA…
Jumat, 20 Mei 2011
Aset Terbesar Banten di Apresiasi Ratu Atut
Kamis, 06-Januari-2011
Gubernur Ratu Atut Chosiyah memberikan apresiasi berupa uang kadeudeuh atau bonus kepada Muhamad Nasuha, pemain bek kiri Tim Nasional Indonesia pada Piala AFF 2010 asal Kota Serang, Provinsi Banten, Rabu (5/1).
Pemberian kadeudeuh di Pendopo Gubernur ini karena prestasi Nasuha di Tim Nasional Indonesia.
Pemberian apresiasi ini dilakukan langsung oleh Gubernur Ratu Atut Chosiyah. Selain kepada Nasuha, Gubernur menyerahkan apresiasi yang sama kepada atlet berprestasi asal Banten lainnya, Wiliam Lakolo. Wiliam Lakolo merupakan juara atletik nasional tingkat SLTA dengan 21 medali emas di tingkat nasional yang sudah diraih, satu medali perunggu di Thailand pada 2008, medali perak di Thailand pada 2009, medali emas lari kelas 5.000 meter tingkat Asean di Malaysia pada 2009.
“Kami berharap apresiasi ini menjadi motivasi atlet-atlet Banten lain, agar bisa berprestasi baik di ajang nasional maupun internasional,” kata Atut, kemarin. Ia mengatakan, penghargaan tersebut tidak hanya diberikan kepada Nasuha dan Wiliam, namun akan diberikan juga kepada atlet Banten lainnya yang berprestasi pada kesempatan yang berbeda sehingga tidak ada diskriminasi penghargaan atau apresiasi dari Pemprov Banten kepada para atlet berprestasi yang lain. “Nanti atlet lainnya juga akan memperoleh apresiasi, disesuaikan dengan prestasi yang sudah diraihnya, tambah Atut.
Nasuha berterima kasih kepada Gubernur atas perhatian dan apresiasi yang telah diberikan. Ia berharap apresiasi dan perhatian Pemprov bisa memacu generasi muda lainnya berprestasi pada bidang olahraga apa pun. “Saya mengharapkan kepada para atlet dan generasi muda, jangan cepat menyerah dalam belajar dan berlatih, teruslah berlatih sampai prestasi itu bisa diraih,” kata Nasuha.
Nasuha yang mengenakan pakaian batik hitam lengan panjang datang ke Pendopo Gubernur didampingi istrinya, Rizka Septiawan, dan anaknya, M Keizan, serta kedua orangtuanya, M Yasin dan Siti Roisah. Rombongan atlet diterima langsung Gubernur Ratu Atut Chosiyah didampingi Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Banten Iin Mansyur, Ketua KONI Banten Ady Suryadharma, Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Serang Kosasih, serta pejabat Pemprov Banten lainnya. (advertorial/bon)
Selasa, 22 Maret 2011
Kabarnya Ikang Fawzi Suami Marissa Haque adalah Baraya Ratu Atut Chosiyah
Ikang Fawzi (VivaNews/ A. Rizaluddin)
VIVAnews - Keluarga Ikang Fawzi di Yogyakarta sedang berbahagia, sebab Ikang Fawzi suami artis Marissa Haque dengan nama lengkap Ahmad Zulfikar Fawzi dinyatakan lulus dengan memuaskan dari Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Gajah Mada dan berhak menggunakan gelar MBA.
"Senang sekali akhirnya bisa dapat gelar magister, kuliah selama 1,5 tahun. Karena serius, saya bisa cepat selesai kuliah," ujar Ikang Fauzi saat dihubungi VIVAnews di Jakarta, Selasa 14 Desember 2010.
Ikang mengaku sangat mendapat dukungan dari sang istri untuk bisa menyelesaikan kuliahnya di kampus terbesar di Yogyakarta itu. "Dukungan istri ini sangat menyuntik saya, dan saya akan terapkan ke anak-anak karena kelak juga harus sama dengan ayahnya," ujarnya.
Tesisnya setebal 300 halaman lebih, yang berjudul Analisa Strategi Bisnis Properti-tainment di Salah Satu Industri Bisnis Properti (studi pada PT Impian Jaya Ancol) dibuat karena Ikang sangat ingin serius dalam bisnisnya kelak.
"Memang saya lihat potensi besar dengan tempat hiburan seperti Ancol ini. Siapa tahu, saya ke depannya akan membuka tempat hiburan besar," harap penyanyi kelahiran 23 Oktober 1959 ini.
Ikang yang bisa menyelesaikan kuliah S2-nya berharap agar ditiru anaknya kelak. "Ini yang saya terapkan di keluarga, Muliawati Fawzi dan Marsha Chikita Fawzi bebas menentukan bakatnya ke depan tapi tidak boleh melupakan pendidikan, terutama istri saya yang serius dalam pendidikannya ini."
• VIVAnews
Sumber: http://showbiz.vivanews.com/news/read/193785-ini-pendidikan-ala-ikang-fawzi
Langganan:
Postingan (Atom)